Dua dosen Design Komunikasi Visual Institut Tehnologi 10 Nopember (DKV ITS) Rabendra YA serta Nugrahardi Ramadhani bersama dosen Jalur Akuntansi Fakultas Usaha serta Ekonomika Kampus Surabaya (Ubaya), Adhicipta Raharja Wirawan meningkatkan permainan daring evaluasi riwayat.
“Permainan ini mengadopsi dari permainan kartu mengenai riwayat kemerdekaan yakni Linimasa Card Game,” kata Rabendra di Surabaya, Kamis, 12 November 2020.
Ia mengutarakan, background peningkatan permainan itu bermula dari pekerjaannya selaku pengajar untuk meningkatkan sistem evaluasi sepanjang wabah.
Faksinya juga memulainya dengan cari permainan yang telah bisa dibuktikan tingkatkan ketertarikan belajar murid. Rabendra serta team mengadaptasikan permainan ini dari luring ke digital, dikutip dari Di antara.
“Sebelumnya, kami lakukan pra penelitian dengan guru di sejumlah kota, serta mendapati masalah keterlibatan murid waktu daring. Mereka condong malas serta jemu waktu evaluasi daring. Selanjutnya kami memikir supaya murid di stimulan melalui permainan edukasi,” katanya.
Rabendra serta team pada akhirnya membuat permainan penjelajahan yang dapat dimainkan beberapa anak dengn menggunakan avatar.
Avatar itu dapat dirubah performanya dengan bermacam peralatan. Tetapi, untuk menambahkan perlangkapan ini, pemain harus kumpulkan point.
Sesaat point ini dapat didapat dari menjawab bermacam pertanyaan berkaitan riwayat kemerdekaan.
“Kami workshop-kan permainan ini pada 15 anak, serta hasilnya memperlihatkan hasil murid semangat dalam mengikut pelajaran serta aktif menanyakan. Yang jarang ada, murid meminta materi yang terkait dengan masalah dalam permainan,” tutur ia di Surabaya.
Rabendra mengutarakan sikap beberapa murid ini sebab dalam permainan ini ada penghargaan berbentuk point yang memacu anak untuk kerjakan pekerjaan riwayat.
Rencnanya, workshop ini akan diperkenalkan lebih luas di sejumlah kota serta sekolah untuk menyaksikan hasil permainan pada murid secara maksimal.
“Hasil workshop akan dibuatkan modul serta tutorial agar beberapa pengajaran serta guru dapat memakai basis ini. Keinginannya bukan hanya materi riwayat, tetapi guru matematika, kimia akan terpancing untuk bikin materi semacam ini,” katanya.
Dalam pemakaian permainan ini, guru perlu mengategorikan content evaluasi mereka, misalkan guru biologi harus menyampaikam beberapa bab. Karena itu dapat disamakan dengan set dalam permainan ini.
“Jadi ide permainan dapat ditata sesuai materi guru. Dalam basis ini bisa juga dikonsep kerja team secara daring,” ucapnya.
Saat itu, salah satunya anggota team, Adhicipta menambah yang membuat murid suka belajar memakai permainan ini sebab dalam permainan ada istilah-istilah yang dirubah. Seperti pekerjaan jadi pengalaman, nilai jadi pengalaman point.
“Pekerjaan murid kelak tingkatkan point untuk mengatur serta menambahkan penmpilan avatarnya,” katanya.
Sesaat guru, perlu sesuaikan mempersiapkan materi pelajarannya. Sebab secara automatis, permainan ini dapat berisi bermacam materi pelajaran.
“Contoh 14 kali tatap muka dalam belajar itu jadi 14 daerah yang perlu didatangi avatarnya untuk menyelesaikan visi,” katanya.
Untuk Adhi, implementasi evaluasi ini tidak susah untuk murid sebab murid telah terlatih dengan zaman digital. Tetapi, jadi pekerjaan rumah untuk guru untuk pahami ide evaluasi baru.
Robot Medical Assistant ITS Airlangga, atau yang sekarang dikatakan sebagai Raisa, siap dioperasionalkan untuk bereskan Pasien Covid-19. Robot Raisa sanggup berkomunikasi 2 arah hingga sanggup berhubungan semestinya manusia.