Kisah Pedagang Bakso dan Puluhan Kucing Liar di Jalanan

Ahmad Nurrahman pria 45 tahun asal Dusun Bulakwaru, Kecamatan Tarub, Tegal, Jawa tengah ini benar-benar pantas ditiru. Masalahnya pria yang setiap hari jualan bakso keliling itu dengan suka-rela menyisihkan rezekinya untuk memberi makanan untuk kucing-kucing liar atau stray food sekalian jualan. Ahmad sehari-harinya harus mempersiapkan kira-kira 2 kg dray food (makanan kucing kering) serta 500 g ikan.

“Tiap hari minimum 1,5 Kg dry food serta 1/2 kilo ikan cue potongan. 1 kg dry food saya membawa sekalian jualan, bekasnya untuk yang di kontrak. Yang di kontrak menyengaja saya kasih tambahan ikan sebab Hanya lima ekor kucing saja,” kata Ahmad ke Liputan6.com di Serpong, Senin (9/11/2020).

Umumnya, ahmad meneruskan ia jualan mulai sore hari sampai larut malam. Walaupun jualan keliling tetapi Ahmad jualan bakso cuman di posisi yang ada project pembangunan. “Berjualan keliling di proyek-proyek. Umumnya project bangun apartemen, mall atau perumahan. Di teritori Serpong ada selalu project jadi saya berjualan di situ, sebab tukangnya tentu membeli bakso. Mereka jika keluar posisi project jauh,” tutur ia.

Menurut dia, Mulai sejak berdagang lima tahun kemarin, dia menyaksikan posisi project jadi rumah kucing-kucing liar yang dibuang oleh orang tidak bertanggungjawab. Mulai sejak itu dianya akui terpanggil untuk memberikan makan kucing-kucing liar itu. “Nyaris di seluruh project, tiap saya tiba kucing-kucing ini ibarat tahu jika saya tiba membawa makanan buat mereka. Umumnya baru saya jam mangkuk gunakan sendok mereka segera tiba. Terkadang baru denger suara motor saya telah lari-lari mereka,” katanya.

Tetapi, ada yang membuat muram. Semenjak wabah Covid-19 menempa banyak project pembangunan ditutup, untuk menahan penebaran virus corona. “Awal mula Corona itu banyak project menyengaja ditutup. Jadi saya tidak dapat masuk di tempat pembangunan untuk jualan serta kasih makan beberapa anak (kucing). Dahulu dapat sampai seratusan kucing saya kasih makan, saat ini paling 50 an kucing yang masih ada. Banyak kucing yang mati,” ucapnya menceritakan.

“Tempo hari saya berjualan di project yang pernah ditutup. Empat bulan saya tidak ke situ. Cocok saya tiba kucing-kucing yang dahulu saya kasih makan langsung lari nyamperin saya. Kata tukang yang kerja di situ banyak kucing yang mati, kasian sebab tidak ada yang memberi makan,” papar ia.

Pria yang mempunyai dua anak serta istri seorang karyawan negeri itu jualan bakso tidak selalu ramai dagangannya terjual. Kadang ia harus hujan-hujanan sampai tengah malam bukanlah konsumen yang tiba malahan kucing berlangganan yang dia berikan makan yang tiba. “Hujan-hujanan dagangannya ada banyak. Teriak bakso-bakso yang tiba kucing-kucing liar,” katanya sekalian ketawa.

Saat itu, tanggapan warga bila ia memberikan makan kucing liar tidak begitu mendapatkan respon baik. Seringkali bila kadang dia malahan dimarahin sama masyarakat. “Terkadang ada yang geram jika saya kasih makan kucing liar makanan. Umumnya jika di tempat permukiman sempat ada yang tidak senang. Tetapi saya cuek saja, Masih saya kasih makan kucing liarnya,” katanya akhiri.

By Preston

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!