Kisah Wulan Setyasih, Pemilik Usaha Suvenir Surabaya Bertahan Saat Pandemi COVID-19

Wabah COVID-19 yang berlangsung, aktor usaha harus memeras otak agar bertahan. Sikap tidak mudah menyerah, coba hal baru serta bereksperimen juga jadi kunci untuk aktor usaha.

 

Ini yang diaplikasikan oleh Wulan Setyasih waktu hadapi wabah COVID-19. Dia pernah merasai tidak ada omzet bersamaan wabah COVID-19 yang berlangsung. Wabah COVID-19 membuat beberapa sentral hentikan pesanan dari perajin.

Hal tersebut berpengaruh pada usaha cenderamata ciri khas Surabaya yang ditekuni Wulan. Meskipun begitu, Ibu dua anak ini percaya keadaan akan sembuh hingga dianya tidak ingin berserah. Wulan menjelaskan, pengalaman yang dirasakannya jadi ‘guru’ untuk selalu bertahan.

“Awalnya wabah seputar April, Mei itu benar-benar mengagumkan. Pesanan besar harus dicancel. Seluruh sentral tutup. Zero omzet. Selanjutnya saya memikir kembali, ujian ada pada akhirnya. Demikian pula wabah (COVID-19-red) tidak selama-lamanya. Saat saya memulai usaha pada 2011 bermodalkan Rp 150 ribu, sekarang telah berkembang,” tutur ia waktu dikontak Liputan6.com, dicatat Jumat, (13/11/2020).

Wulan mengawali masuk ke usaha semenjak 2011. Dia juga membuat gantungan kunci dengan bermotif ciri khas Surabaya seperti rujak cingur, serta gantungan kunci bermodel udeng atau blangkon. Kecuali menghasilkan suvernir ciri khas Surabaya, dia membuat kudung gambar, pakaian serta mukena.

Awalnya, masyarakat Jambang Surabaya ini telah menekuni usaha diantaranya usaha juice di koperasi, jual aksesori, serta perajin manik-manik. Selanjutnya seorang rekan ajak Wulan untuk mengikut program pahlawan ekonomi.Melalui program pahlawan ekonomi, dia mengikut bermacam training.

“Training pahlawan ekonomi pada Sabtu-Minggu, serta saya aktif turut training. Saya suka juga kerajinan, serta belajar melukis,” tutur ia.

Melalui program pahlawan ekonomi itu, Wulan juga pada akhirnya kenalan serta mulai belajar seni gambar. Hal tersebut tidak terlepas dari training Pahlawan Ekonomi.

Dia seperti mendapati talenta melukis. Wulan belajar melukis sendiri dan dari pelukis Mujioto. Dia mengikut pameran dari si pelukis itu untuk menolong-bantu. Dari sana, dia belajar melukis. “Ditemani melukis sepanjang 2 tahun, selanjutnya otodidak,” tutur ia.

Wulan melukis awalannya di kanvas. Kemudia dia tuangkan lukisan di kain, kudung, pasmina, pakaian serta tas. Wulan biasa melukis flora serta fauna. Dia mencintai pola lukisan seperti keelokan alam, ikan, burung, serta kupu-kupu.

Wulan pernah berasa tidak optimis dengan lukisan yang dituangkan dalam kudung, kain, serta tas itu. Namun, dia malah memperoleh tanggapan yang baik.

“Ada orang yang dari dinas menyaksikan produknya bagus. Selanjutnya ia pesan, serta dipropagandakan ke lainnya. Saya juga percaya diri, design bagus. Saya lanjutkan. Tutor saya di pahlawan ekonomi menyaksikan bakat melukis saya,” kata pemilik chawaty serta chawaty collection ini.

Wulan bercerita, dalam sebulan menghasilkan 100 pieces kudung serta kain yang isi sentra-sentra. Jumlah itu di luar pesanan. Dalam jalankan upayanya dia ditolong pelukis lainnya.Satu kudung lukisan dipasarkan sejumlah Rp 50 ribu.

Pada 2017, dia sempat memperoleh pesanan dalam skala besar. Pesanan itu sebab ada aktivitas UN Habitat. Waktu itu, dia membuat batik syal yang diberi untuk beberapa tamu. Dia juga membuat batik syal dengan pola Surabaya.

Tidak cuman melukis di kudung, Wulan meningkatkan usaha cenderamata dengan ciri khas Surabaya. Dia lakukan itu sebab pemasaran kudung gambar condong statis.

Oleh karenanya, dia memiliki inisiatif membuat cenderamata ciri khas Surabaya berbentuk gantungan kunci mode udeng. Dia mengawali lalui usaha cenderamata seputar 2016. Wulan menjelaskan, gantungan kunci harga lebih dapat dijangkau sejumlah Rp 10 ribu. Dia juga memperoleh tanggapan bagus dari usaha gantungan kunci. Dia memercayakan di sentral.

Wulan akui, jika ada aktivitas, dapat produksi 1.500-2.000 per bulan. Dia juga membuat cenderamata berlainan yang lain supaya mengundang perhatian konsumen. Wulan menambah narasi dalam kreasinya hingga memberi literasi. Kreasinya itu juga memperoleh tanggapan positif dengan pemasaran yang bertambah.

“Di gantungan kunci atau di paket gantungan kunci, saya beri tulisan-tulisan serta berarti. Jadi sekalian literasi. Orang jadi memahami dengan yang dibelinya. Beberapa orang luar jadi tahu misalnya berkenaan blangkon,” katanya.

Yang menerima penghargaan best of the best creative industry pahlawan ekonomi pada 2017 ini juga ditolong oleh seputar 10 orang karyawan.

Wulan bercerita, dianya membuat usaha ini untuk menjaga keluarga. Dia mempunyai 2 orang namanya Rena Dwi serta Alivia Wahyu Setya. Dari usaha yang digerakkan, dia pengin membayar pengajaran anak sampai perguruan tinggi. Upayanya juga memetik hasil. “Usaha ini penunjang keluarga kami 100 %,” tutur ia.

Meskipun begitu, rintangan juga ditemui Wulan. Kesempatan ini, wabah COVID-19 yang berlangsung membuat pesanan cenderamata ada yang diurungkan. Dia bahkan juga sempat tidak ada omzet khususnya waktu awal mula wabah COVID-19 menempa Indonesia.

Oleh karenanya, dia memeras otak supaya usaha masih jalan. Diantaranya dengan membuat masker kain batik. Dia didorong oleh beberapa temannya untuk coba membuat masker kain. Kemudia dia juga membuat. Rupanya banyak keinginan untuk masker kain. Dia membuat masker kain dari kain batik serta katun jepang. “Saya jual jika unit Rp 12 ribu. Jika lusinan sejumlah Rp 80 ribu,” papar ia.

Dia mengaku, pemasaran masker kain juga melamban meskipun begitu masih ada keinginan. Oleh karenanya, Wulan masih membuat masker kain.

Tidak cuman membuat masker kain, Wulan mulai memaksimalkan pemasaran melalui sosial media seperti instagram. Disamping itu melalui e-commerce. Awalnya, dia juga berjualan melalui online tapi tidak begitu dikerjakan serius. Ini sebab terhalang sumber daya manusia (SDM).

Dia mengaku, pemasaran masker kain juga melamban meskipun begitu masih ada keinginan. Oleh karenanya, Wulan masih membuat masker kain.

Tidak cuman membuat masker kain, Wulan mulai memaksimalkan pemasaran melalui sosial media seperti instagram. Disamping itu melalui e-commerce.

Awalnya, dia juga berjualan melalui online tapi tidak begitu dikerjakan serius. Ini sebab terhalang sumber daya manusia (SDM).Dengan ada wabah COVID-19, dia juga pada akhirnya serius memperdalam pemasaran melalui online ditolong dengan anaknya.

“Sepanjang wabah berjualan melalui online. Dahulu sedikit melalui online sebab sekadarnya saja. Sepanjang wabah, 75 % pemasaran melalui online. “Sepanjang wabah ditolong anak, responsnya juga bagus,” katanya.

Wulan akui berjualan online dengan stock yang ada. Dia menjelaskan mulai kembali lagi ada pesanan pada tengah Oktober 2020. Semangat Wulan juga kembali lagi datang untuk memulai usahanya. “Ada banyak pesanan seperti kain batik,” katanya.

Wulan juga bagikan beberapa panduan untuk seorang yang pengin usaha. Wulan menjelaskan, saat mengawali usaha benar-benar diliputi hati takut seperti tidak ada modal, apa dapat menjaringnkannya serta laris. Dia menjelaskan, bila sudah kemauan seharusnya langsung ditangani.

“Langsung lakukan, jangan menunda, kasus modal serta laris, bantai saja. Sepanjang kita ingin jalan, tidak mudah menyerah, janganlah lupa berdoa, Tuhan terus dan kita. Saya percaya Allah kasih jalan. Membuka hati, serta pemikiran untuk buat serius,” papar ia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkeliling-keliling kota mensosialisasikan pemakaian masker. Risma dan staff-nya mengarah beberapa daerah di Surabaya Barat, seperti Krembangan, Indrapura, Jalan Dupak, serta Kecamatan Pakal. Bahkan juga di pasar tumpah di Jal…

By Preston

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!